Sabtu, 29 Juli 2017

Mencuci Dua Telapak Tangan Sebelum Berwudhu' Bagian 33





MACAM-MACAM SUNNAHNYA WUDHU'



2. MENCUCI DUA TELAPAK TANGAN SEBELUM BERWUDHU' 



﴿ وَغَسْلُ الْكَفَّيْنِ قَبْلَ إِدْخَلِهِمَا الْإِنَاءَ ﴾ مِنْ سُنَنِ الْوُضُوْءِ غَسْلِ الْكَفَّيْنِ قَبْلَ غَسْلِ الْوَجْهِ 

 ﴾ Dan membasuh dua telapak tangan sebelum memasukkan keduanya pada bejana air ﴿ dari sunah wudhu' adalah membasuh dua telapak tangan sebelum membasuh wajah 

وَلَهُمَا أَحْوَالِ : 

Dan untuk membasuh keduanya memiliki beberapa keadaan : 

أَحَدَهُمَا : أَنْ يَتَيَقَّنَ نَجَاسَتَهُمَا فَهَذَا يُكْرَهُ لَهُ غَمْسُ كَفَّيْهِ فِي الْإِنَاءِ قَبْلَ غَسْلِهِمَا ثَلاَثًا كَرَاهَةَ تَحْرِيْمِ لِأَنَّهُ يُفْسِدُ الْمَاءُ 

Pertama : jika meyakini ada najis pada keduanya, maka ini di makruhkannya untuknya mencelupkan dua telapak tangannya dalam bejana air sebelum membasuh keduanya tiga kali dengan makruh tahrim karena sesungguhnya akan merusak air 

اَلْحَالَةِ الثَّانِيَةِ : أَنْ يَشُكَّ فِي نَجَاسَتِهِمَا كَمَنْ نَامَ وَلَا يَدْرِيْ أَيْنَ بَاتَتْ يَدَهُ فَهَذَا يُكْرَهُ لَهُ أَيْضًا غَمْسُ كَفَّيْهِ فِي الْإِنَاءِ قَبْلَ غَسْلِهِمَا ثَلَاثًا 

Keadaan yang kedua : jika ragu dalam adanya najis pada keduanya, seperti orang tidur dan tidak mengetahui kemana memastikan tangannya bergerak, maka ini di makruhkannya untuknya juga mencelupkan telapak tangannya dalam bejana air sebelum membasuh keduanya tiga kali 

لقَوْلِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : 《 إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَغْسِلْ يَدَيْهِ قَبْلَ أَنْ يُدْخِلَهُمَا فِي الْإِنَاءِ ثَلَاثًا فَإِنَّهُ لَا يَدْرِيْ أَيْنَ بَاتَتْ يَدَهُ 》 

Karena sabda Nabi saw : 《 Jika bangun salah satu diantara kalian dari tidurnya, maka untuk membasuh tangannya sebelum memasukkan keduanya dalam bejana air tiga kali, maka sesungguhnya ia tidak mengetahui kemana memastikan tangannya bergerak saat tidur 》 

وَفِي رِوَايَةِ : 《 فَلَا يَغْمِسْ يَدَيْهِ فِي الْإِنَاءِ قَبْلَ أَنْ يَغْسِلَهُمَا ثَلاَثًا 》 

Dan dalam riwayat lain : 《 maka jangan mencelupkan tangannya dalam bejana air sebelum membasuh keduanya tiga kali 》 

وَهَذَا مَذْهَبُ الشَّافِعِيُّ وَمَالِكَ وَذَهَبَ بَعْضُ الْعلمَاءِ إِلَى وُجُوْبٍ غَسْلِهِمَا قَبْلَ إِدْخَالَهُمَا فِي الْإِنَاءِ عِنْدَ الْإِسْتَيْقَاظِ مِنَ النَّوْمِ لِظَاهِرِ النَّهْيِ وَلَمْ يُفَرَّقْ بَيْنَ نَوْمِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ 

Dan ini Madzhab Asy-Syafi'i dan Maliki dan Madzhab sebagian ulama' sampai mewajibkan membasuh keduanya sebelum memasukkan keduanya dalam bejana air ketika bangun dari tidur karena melihat pada dzahir pelarangan tersebut dan ia tidak membedakan antara tidur malam dan tidur siang 

وَذَهَبَ الْإِمَامُ أَحْمَدْ إِلَى وُجُوْبِ ذَلِك مِنْ نَوْمِ اللَّيْلِ دُوْنَ نَوْمِ النَّهَارِ 

Dan Madzhab Imam Ahmad sampai mewajibkan hal itu dari tidur malam bukan tidur siang 

لِقَوْلِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : 《 أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ 》 

Karena Sabdanya Nabi saw : 《 kemana memastikan tangannya bergerak saat tidur 》 

وَالْمَبِيْتُ يَكُوْنُ بِاللَّيْلِ دُوْنَ النَّهَارِ 

Dan ia istirahat pada malam hari tanpa siang 

وَالشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللّٰهُ حَمَلَ النَّهْيِ عَلَى غَيْرِ الْوُجُوْبِ لِقَرِيْنَةِ 

Dan Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah mengarahkan melarang atas selain yang wajib karena berdampingan dengan keadaan 

اَلْحَالَةِ الثَّالِثَةِ : أَنْ يَتَيَقَّنَ طَهَارَتَهُمَا فَهَذَا لاَ يُكْرَهُ لَهُ غَمْسِ كَفَّيْهِ فِي الْإِنَاءِ قَبْلَ غَسْلِهِمَا وَلَكِنْ يَسْتَحَبُّ 

Keadaan yang ketiga : jika meyakini suci keduanya, maka ini tidak di makruhkan untuknya mencelup telapak tangannya dalam bejana air sebelum membasuh keduanya dan akan tetapi di sunnahkan 

وَهَذِهِ الْحَالَةُ هِيَ الَّتِيْ ذَكَرَهَا الشَّيْخُ وَمَأْخَذُهَا أَنَّهُ الْوَارِدِ فِي صِفَةِ وُضُوْءِ النَّبِي صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ مِنْ غَيْرِ تَعَرُّضِ لِسَبْقِ نَوْمِ وَاِنْتَفَتِ الْكَرَاهَةِ لِفَقَدِ الْعِلَّةِ الْوَارِدَةِ فِي الْخَبَرِ إِذِ الْحُكْمُ يَدُوْرُ مَعَ الْعِلَّةِ وُجُوْدًا وَعَدَمًا٬ وَاللّٰهُ أعْلَمْ 

Dan keadaan ini adalah yang di sebutnya oleh Syekh dan alasannya bahwasannya yang di sebutkan dalam sifat wudhu' Nabi saw dari selain menyinggung untuk mengutamakan tidur dan menyepakati kemakruhan untuk menghilangkan penyebutan illat dalam Khabar, jika hukum itu berlaku bersama keberadaan illat dan ketiadaan illat, dan Allah lebih mengetahui 

قَالَ : 

Al-Mushonnif berkata : 

KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 42 

Wallahu A'lam Bish-Showab 

Syarat Benda Yang Boleh Di Gunakan Untuk Cebok Bagian 50

SYARAT-SYARAT BENDA YANG BOLEH DI GUNAKAN UNTUK BERISTINJA' ( CENOK ) وَاعْلَمْ أَنَّ كُلَّ مَا هُوَ فِی مَعْنَى ال...