HUKUM BERSIWAK
بَاب السِّوَاك
Bab Siwak
فَصْلٌ
FASHAL
﴿ اَلسِّوَاكُ مُسْتَحبُّ فِي كُلِّ حَالِ إِلَّا بَعْدَ الزَّوَالِ لِلصَّائِمِ وَهُوَ فِي ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ أَشَدُّ اِسْتِحْبَابًا عِنْدَ تَغَيُّرِ الْفَمِ مِنْ أَزْمٍ وَغَيْرِهِ وَعِنْدَ الْقِيَامِ مِنَ النَّوْمِ وَعِنْدَ الْقِيَامِ إِلَى الصَّلَاةِ ﴾
﴾ Bersiwak di anjurkan dalam setiap keadaan kecuali setelah tergelincirnya matahari untuk orang yang berpusa dan bersiwak ada dalam tiga tempat yang sangat di anjurkan yaitu ketika berubah bau mulut dari lamanya mulut diam dan selainya Azm dan ketika bangun dari tidur dan ketika bangun untuk melakukan Shalat ﴿
اَلسِّوَاكُ سَنَّةُ مُطْلَقًا
Bersiwak adalah sunah secara mutlak
لقَوْلِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : 《 اَلسِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِ 》
Karena sabdanya Nabi saw : 《 bersiwak menjadi pembersih pada mulut, maka di ridhai oleh Allah 》
وَ 《 مَطْهَرَةٌ 》 بِفَتْحِ الْمِيْمِ وَكَسْرِهَا هِيَ كُلُّ إِنَاءِ يَتَطَهَّرُ بِهِ فَشَبَّهُ السِّوَاكُ بِذَلِكَ لِأَنَّهُ يَطْهَرَ الْفَمِ
Dan lafadz 《 MATH-HARATUN 》 huruf mimnya di baca fathah dan di baca kasrah adalah setiap bejana yang di jadikan bersuci dengannya, maka siwak di samakan dengan hal itu karena sesungguhnya siwak dapat membersihkan mulut
KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 32
Wallahu A'lam Bish-Showab