MACAM-MACAM SUNNAHNYA BERWUDHU'
7. MENYELA-NYELA JARI TANGAN DAN JARI KAKI KETIKA BERWUDHU'
قَالَ : وَأَمَّا تَخْلِيْلُ الْأَصَابِعُ
Al-Mushonnif berkata : dan adapun menyela-nyela jari
فَعَنِ ابْنِ عَبَّاسْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا : 《 أَنَّ
Maka dari Ibnu 'Abbas ra : 《 Bahwasannya
KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 45
رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ٬ قَالَ : إِذَا تَوَضَّأْتَ فَخَلِّلْ أَصَابِعَ يَدَيْكَ وَرِجْلَيْكَ 》
Rasulullah saw bersabda : jika kamu berwudhu' maka menyela-nyela jari tangan kamu dan jari kaki kamu 》
وَقَالَ : وَكَيْفِيَّةُ تَخْلِيْلِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ أَنْ يَبْدَأَ بِخِنْصَرِ يَدِهِ الْيُسْرَى مِنْ أَسْفَلِ الرِّجْلِ مُبْتَدِئًا بِخِنْصُِرِ الرِّجْلِ الْيُمْنَى خَاتِمًا بِخُِنْصِرِ الْيُسْرَى وَهَذِهِ الْكَيْفِيَّةُ رَجَّحَهَا النَّوَوِيُّ فِي الرَّوْضَةِ
Dan ia berkata : Dan menyela-nyela jari kakinya untuk memulai dengan jari kelingking tangannya kiri dari dasar kaki yang di mulai dengan jari kelingking kaki kanan dan di tutup dengan jari kelingking kaki kiri dan inilah cara yang di rajihkannya oleh Imam Nawawi dalam Kitab 《 RAUDHAH 》
وَحَكَی وَجْهًا أَنَّهُ يُخْلِلْ بَيْنَ كُلِّ إِصْبَعٍ مِنْ أَصَابِعِ الرِّجْلَيْنِ بِإِصْبَعٍ مِنْ أَصَابِعِ يَدِهِ
Dan menceritakan pandangan pendapat bahwasannya menyela-nyela diantara setiap jari dari jari-jari dua kaki dengan jari dari jari-jari tangannya
وَحَكَی فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ وَجْهًا آخَرَ أَنَّهُ يَبْدَأُ بِخِنْصِرِ الْيَدِ الْيُمْنَى وَأخْبَرَ أَنَّهُمَا سَوَاءٌ وَعَزَاهُ إِلَى إِمَامِ الْحَرَمَيْنِ
Dan menceritakan dalam Kitab 《 SYARAH MUHADZDZAB 》 tentang pandangan pendapat yang lain bahwasannya memulai dengan jari kelingking tangan kanan dan mengabarkan bahwa keduanya adalah sama dan mengacu kepada pendapat Imam Al-Haramain
ثمَّ قَالَ : إِنَّ مَاقَالَهُ الْإِمَامُ هُوَ الرَّاجِحُ الْمُخْتَارَ وَكَذَا اخْتَارَهُ فِي التَّحْقِيْقِ وَتَخْلِيْلِ الْأَصَابِعِ الْيَدَيْنِ بِالتَّشْبِيِكِ
Kemudian ia berkata : bahwa apa yang di katakannya Imam Al-Haramain adalah Rajih yang terpilih dan begitu juga Imam Nawawi memilihnya dalam Kitab 《 AT-TAHQIQ 》 dan menyela-nyela jari-jari kelingking tangan dengan menyerupakannya
ثُمَّ إِنْ كَانَتِ الْأَصَابِعُ مُلْتَفَةً لاَ يَصْلُ الْمَاءُ إِلَيْهَا اِلَّا بِالتَّخْلِيْلِ وَجَبَ
Kemudian jika ia ada jari-jari yang menimpel sehingga tidak sampainya air kepadanya kecuali dengan menyela-nyela maka hukumnya adalah wajib
وَإِنْ كَانَتْ مُلْتَحِمَةٌ قَالَ : لاَ يَجِبُ فَتْقُهَا وَلاَ يَسْتَحَبُّ٬ قَالَهُ فِي الزِّيَادَةِ الرَّوْضَةِ بَلْ لاَ يَجُوْزُ، وَاللّٰهُ أَعْلَمْ
Dan jika ia ada jari-jari lengket dengan daging, maka Imam Al-Haramain berkata : tidak wajib memisahkannya dan tidak di sunnahkan dan perkataannya Imam Nawawi dalam Kitab tambahan 《 AR-RAUDHAH 》 bahkan tidak membolehkan, dan Allah yang lebih mengetahui
KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 46
Wallahu A'lam Bish-Showab