Senin, 19 Februari 2018

Syarat Benda Yang Boleh Di Gunakan Untuk Cebok Bagian 50


SYARAT-SYARAT BENDA YANG BOLEH DI GUNAKAN UNTUK BERISTINJA' ( CENOK )







وَاعْلَمْ أَنَّ كُلَّ مَا هُوَ فِی مَعْنَى الْحَجَرِ يَجُوْزُ الْإِسْتِنْجَاءُ بِهِ وَلَهُ شُرُوْطٌ : 

Dan ketahuilah setiap apa yang sama maknanya dengan batu, maka boleh beristinja' ( Cebok ) dengannya dan kepadanya ada beberapa Syarat : 

أَحَدُهُمَا : أَنْ يَكُوْنَ طَاهِرًا فَلَوْ اِسْتَنْجَى بِنَجْسٍ تَعَيَّنَ الْمَاءُ بَعْدَهُ عَلَى الصَّحِيْحِ 

Salah satunya : jika ada benda yang suci, seandainya dia beristinja' ( Cebok ) dengan najis, tentu dengan air setelahnya, atas pendapat yang Shahih 

اَلشَّرْطُ الثَّانِی : أَنْ يَكُوْنَ مَا يَسْتَنْجِی بِهِ قَالَعًا لِلنَّجَاسَةِ، مُنَشِّفًا فَلاَ يَجْزَىءَ الزُّجَاجُ وَلاَ الْقَصَبَ، وَلاَ التُّرَابَ الْمُتَنَاثِرُ وَيَجُوْزُ الصَّلْبُ فَلَوْ اِسْتَنْجَى بِمَا لاَ يُقَلِّعَ لَمْ يَجِزَّهُ وَلَوْ اِسْتَنْجَى بِرَطْبٍ مِنْ حَجَرٍ أَوْ غَيْرَهُ لَمْ يَجِزَّهُ عَلَى الصَّحِيْحِ 

Syarat yang ke dua : jika ada benda beristinja' ( Cebok ) dengannya adalah yang dapat memindahkan pada najis, yang dapat mengeringkan, maka bukan bagian kaca dan bukan rotan dan bukan tanah yang bertaburan dan boleh yang keras, maka seandainya ia beristinja' ( Cebok ) dengan apa yang tidak dapat memindahkan najis, maka tidak mencukupinya dan seandainya ia beristinja' ( Cebok) dengan keadaan basah dari batu atau selainnya, maka tidak mencukupinya, atas pendapat yang Shahih 

اَلشَّرْطُ الثَّالِثُ : أَنْ لاَ يَكُوْنَ مُحْتَرَمًا فَلاَ يَجُوْزُ الْإِسْتِنْجَاءَ بِمَطْعُوْمِ كَالْخُبُزْ وَالْعَظْمِ وَلاَ بِجُزْءٍ مِنْهُ كَيَدُهُ وَيَدٌ غَيْرُهُ، وَلاَ بِجُزْءٍ حَيَوَانِ مُتَّصِلُ بِهِ كَذَنَبِ الْبَعِيْرِ لِأَنَّهُ مُحْتَرَمٌ وَإِذَا اِسْتَنْجَى بِمُحْتَرَمِ عَصَى وَلاَ يَجْزِيَهُ عَلَى الصَّحِيْحِ 

Syarat yang ke tiga : Jika ada benda yang di muliakan, maka tidak boleh beristinja' ( Cebok ) dengan barang makanan seperti Roti dan Tulang dan bukan dengan bagian darinya seperti Tangan dan Tangan orang lain dan bukan dengan bagian Hewan bersambung dengannya seperti ekor unta karena sesungguhnya ia di muliakan dan jika ia beristinja' ( Cebok ) dengan yang di muliakan, maka ia bermaksiat dan tidak mencukupinya, atas pendapat yang Shahih 

نَعَمْ، يَجُوْزُ الْحَجَرُ بَعْدَهُ بِشَرْطٍ أَنْ لاَ تَنْتَقِلَ النَّجَاسَةِ، وَأَمَّا الْجِلْدُ فَالْأَظْهَرُ أَنَّهُ إِنْ كَانَ مَدْبُوْغًا جَازُ الْإِسْتِنْجَاءُ بِهِ وَإِلاَّ فَلاَ 

Iya, boleh beristinja' ( Cebok ) dengan batu setelahnya dengan Syarat bahwa najis tersebut tidak berpindah dan adapun kulit yang tampak bahwasannya jika ada kulit telah di samak, maka boleh istinjak ( Cebok ) dengannya dan jika tidak di samak, maka tidak boleh 

ثُمَّ يَشْتَرَطُ مَعَ ذَلِكَ أَنْ لاَ يَجُفَّ الْخَارِجُ فَإِنْ جَفَّ تَعَيَّنَ الْمَاءُ لِأَنَّهُ لاَ يُمْكِنُ إِزَالَتُهُ إِلاَّ بِذَلِكَ 

Kemudian di Syaratkan bersama hal itu bahwa benda tersebut yang keluar tidak kering, maka jika najis kering, tentu dengan air karena sesungguhnya tidak mungkin menghilangkannya kecuali dengan hal itu 

KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 51 

Wallahu A'lam Bish-Showab 

Jumat, 09 Februari 2018

Keutamaan Istinja' Dengan Batu Di Ikuti Dengan Air Bagian 49


KEUTAMAAN ISTINJA' ( CEBOOK ) DENGAN BATU DAN DI IKUTI DENGAN AIR 







﴿ وَالْأَفْضَلُ أَنْ يَسْتَجْمِرَ بِالْأَحْجَارِ، ثُمَّ يُتْبِعُهَا بِالْمَاءِ وَيَجُوْزُ أَنْ يَقْتَصِرَ عَلَى الْمَاءِ أَوْ عَلَى ثَلاَثَةِ أَحْجَارِ يُنْقِى بِهِنَّ الْمَحَلَّ، وَإِذَا أَرَادَ الْاِقْتِصَارَ عَلَى أَحَدِهِمَا فَالْمَاءُ أَفْضَلُ ﴾ 

﴾ Dan yang lebih utama adalah bahwa dia beristinja' dengan batu, kemudian di ikutinya dengan air dan boleh untuk membatasi atas air atau atas tiga batu yang bersih dengannya tempat najis dan apabila ingin membatasi atas salah satu keduanya, maka cebok dengan air lebih utama ﴿ 

اَلْأَفْضَلُ فِی الْاِسْتِنْجِاءِ أَنْ يَجْمَعَ بَيْنَ الْمَاءِ وَالْحَجَرِ أَوْ مَا فِی مَعْنَاُه لِأَنَّ اللّٰهَ تَعَالَى اَثْنَی عَلَى أَهْلِ قُبَاءِ بِذَلِكَ 

Yang lebih utama pada istinja' ( cebok ) bahwa ia mengumpulkan air dan batu atau apa yang ada pada maknanya, karena sesungguhnya Allah Ta'ala menyanjung atas penduduk Quba' dengan sebab hal itu 

وَأَنْزَلُ فِيْهِمْ قَوْلُهُ تَعَالَى وَهُوَ أَصَدَّقَ الْقَائِلِيْنَ : 《 فِيْهِ رِجَالٌ يُحِبُّوْنَ أَنْ يَتَطَهَّرُوْاۚ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَهِّرِيْنَ 》 

Dan dinturunkan kepada mereka Firman-Nya Allah Ta'ala dan Dia adalah yang paling benar dari orang-orang yang berkata : 《 Di dalam Masjid itu ada orang-orang yang ingin untuk membersihkan diri, dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih 》. [ QS. At-Taubah : 108 ] 

وَفِيْهِ مِنْ طَرِيْقِ الْمَعْنَى أَنَّ الْعَيْنَ تَزُوْلُ بِالْحَجَرِ، وَالْأَثَرُ 

Dan padanya dari cara makna bahwa najis 'ain akan hilang dengan batu dan yang berpengaruh 

KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 50 

يَزُوْلُ بِالْمَاءِ فَلاَ يَحْتَاجُ إِلَى مُلاَطَخَةِ النَّجَاسَةَ، وَلِهَذَا يُقَدِّمُ الْحَجَرُ أَوَّلاً 

menghilangkan dengan air, maka dia tidak akan perlu sampai berlumuran najis dan karena ini memajukan batu terlebih dahulu 

ثُمَّ إِنْ قَضِيَّةَ التَّعْلِيْلِ أَنَّهُ لاَ يَشْتَرَطُ طَهَارَةُ الْحَجَرِ، وَبِهِ صَرَحَ الْعَجَلِی وَنَقْلُهُ عَنَ الْغَزَالِى 

Kemudian jika perkara TA'LIL bahwasannya tidak di syaratkan batu yang suci dan dengannya Al-'Ajalii telah menjelaskan dan dia menukilnya dari Imam Ghazali 

وَاعْلَمْ أَنَّ الْحَدِيْثَ ضَعَفُوْهُ. وَرَوَاهُ الْبَزَّارْ بِإِسْنَادْ ضَعِيْفِ، وَلَفْظُهُ : 《 فَسَأَلَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالُوْا : نُتْبِعُ الْحِجَارَةَ الْمَاءَ 》 

Dan ketahuilah bahwa Hadits itu di da'ifkannya dan di riwayatkan oleh Al-Bazzar dengan sanad yang da'if dan lafatnya : 《 Nabi saw bertanya pada mereka ( penduduk Quba' ) dari hal itu, maka mereka berkata : kami selalu beristinja' ( cebok ) dengan batu yang di ikuti dengan air 》 

وَأَنْكَرُ النَّوَوِيُّ هَذِهِ الرِّوَايَةِ فِی شََرْحِ الْمُهَذَّبِ، فَقَالَ : كَذَا رَوَاهَا الْفُقَهَاءُ فِی كَتَبَهُمْ وَلَيْسَ لَهُ أَصْلُ فِی كَتَبَ الْحَدِيْثِ بَلِ الْمَذْكُوْرِ فِيْهَا : 《 كُنَّا نَسْتَنْجِی بِالْمَاءِ 》 وَلَيْسَ فِيْهَا مَعَ الْحَجَرِ 

Dan Imam Nawawi mengingkari riwayat Hadits ini dalam Kitab 《 SYARAH MUHADZDZAB 》, maka berkata : beginilah yang di riwayatkan para Fuqaha' dalam Kitab-kitab mereka dan tidak ada asal untuknya dalam Kitab-kitab Hadits tapi yang di sebut padanya : 《 Kami beristinja' dengan air 》 dan tidak ada padanya bersama batu 

كَذَا رَوَاهُ جَمَاعَةِ مِنْهُمْ اَلْإِمَامْ أَحْمَدْ وَابْنُ خَزَيْمَةْ، وَلَوْ اِقْتَصَرَ عَلَى الْمَاءِ أَجْزَأَ لِأَنَّهُ يُزِيْلُ الْعيْنَ وَالْأَثَرَ وَهُوَ الْأَفْضَلُ عِنْدَ الْإِقْتِصَارُ عَلَى أَحَدِهِمَا 

Beginilah riwayat yang di kumpulkan dari mereka adalah Imam Ahmad dan Ibnu Khuzaimah dan seandainya ia membatasi pada air, maka telah mencukupinya karena sesungguhnya menghilangkan Najis 'Ain dan yang berpengaruh adalah lebih utama ketika membatasi atas salah satu keduanya 

وَيَجُوْزُ أَنْ يَقْتَصِرَ عَلَى ثَلاَثَةِ أَحْجَارِ أَوْ عَلَى حَجَرِ لَهُ ثَلاَثَةِ أَحْرُفٍ 

Dan boleh untuk membatasi pada tiga batu atau pada batu yang memiliki tiga tepi 

وَالْوَاجِبُ ثَلاَثَ مِسْحَاتُ فَإِنْ حَصَلَ الْإِنْقَاءِ بِهَا وَإِلاَّ وَجَبَتِ الزِّيَادَةُ إِلَی الْإِنْقَاءُ٬ وَيُسْتَحَبُّ الْإِيْتَارِ 

Dan yang wajib tiga basuhan, maka untuk menghasilkan kebersihan najis dengannya kecuali tidak, ia wajib menambah basuhan tersebut sampai bersih dan di sunnahkan yang ganjil 

KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 51 

Wallahu A'lam Bish-Showab 

Syarat Benda Yang Boleh Di Gunakan Untuk Cebok Bagian 50

SYARAT-SYARAT BENDA YANG BOLEH DI GUNAKAN UNTUK BERISTINJA' ( CENOK ) وَاعْلَمْ أَنَّ كُلَّ مَا هُوَ فِی مَعْنَى ال...